Labels

Minggu, 10 Juni 2012

Martabat Terangkat Dengan Syariat


Oleh: M. Arifuddin*
    Pada saat ini, pakaian seksi bukan hal yang tabu lagi di kalangan masyarakat, bahkan hal ini sudah menjadi habit (kebiasaan). Banyak di kalangan wanita yang merasa risih ketika menggunakan pakaian-pakaian yang sopan, apalagi sampai menggunakan jilbab. Hal ini dikarenakan dalam benak mereka pakaian seksi adalah tren wanita masa kini. Sedangkan pakaian yang menutup aurat adalah gaya busana yang sudah termarjinalkan.
    Hal ini bisa dibuktikan, ketika kita berkunjung ke tempat-tempat umum seperti: mall, pasar, bank, perkantoran, dan lain-lain, kita akan disuguhi paha-paha yang bergentayangan. Dengan PeDenya, dan tanpa rasa malu sedikitpun, mereka mempertontonkan aurat mereka kepada orang-orang yang jelas-jelas bukan mahram mereka.
     Jadi bukan hal yang aneh jika di media-media massa seperti: televisi, koran, Internet, dan sebagainya, sering kita jumpai berita-berita yang 'memanaskan' telinga, seperti: pencabulan, pemerkosaan, serta serentetan pelecehan seksual lainnya. Ini semua disebabkan karena betapa banyak kaum hawa yang mengumbar aurat mereka, bahkan mereka merasa puas dan bangga jika melihat kaum Adam terperangah tatkala melihat kemolekan tubuh mereka

     Yang sungguh ironinya lagi, anak-anak kecil sudah diajarkan oleh orang tua mereka untuk menggunakan pakaian-pakaian yang mengumbar aurat, baik secara langsung maupun tidak. Hal ini dapat kita buktikan di lapangan. Ada orang tua yang membelikan pakaian seksi untuk anaknya dengan tujuan agar sang anak berpenampilan laksana artis idolanya, atau agar sang anak mudah mendapatkan 'kekasih'. Ada juga orang tua yang membiarkan anaknya menggunakan busana yang seksi sesuka mereka dan tidak mau menegurnya, bukankah ini termasuk perbuatan 'mengajarkan atau mendukung' anak untuk berbuat kemungkaran? Padahal, bukankah dengan menjaga aurat mereka berarti mereka telah menjaga harga diri dan martabat mereka?
       Inilah yang tejadi di Negeri kita, Indonesia. Negara dengan umat muslim terbesar di Dunia, kini berubah drastis laksana Negara-Negara Barat yang menjunjung tinggi free sex. Padahal pada hakikatnya, Islam adalah agama yang santun dan sopan dalam hal berpakaian, bertutur kata dan bertingkah laku.
      Jadi tidak heran jika kita pernah menemukan sebuah opini “paha manusia lebih murah ketimbang paha ayam.” Opini ini keluar mungkin lantaran sang penulis opini sering menyaksikan pengumbar aurat bergentayangan. Coba saja kita lihat fakta yang ada di lapangan. Ketika kita ingin menikmati paha ayam, kita mesti merogoh kocek lima hingga duapuluh ribu rupiah. Sedangkan, ketika kita ingin menikmati paha manusia, kita cukup berkunjung ke mall, pantai, dan lain-lain, dan tentunya “diskon 100%.”
    Oleh karena itu, saudara-saudariku, mari kita ajak orang-orang terdekat kita untuk menutup aurat mereka, dan tentunya sesuai dengan syari’at yang diajarkan Rasulullah SAW. Insyaallah ini akan mengangkat harkat dan martabat wanita dan tentunya akan meminimalisir, bahkan menghapus pelecehan seksual di Negeri kita. So, siapa takut untuk mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar