Jumat, 06 Juli 2012
Senin, 02 Juli 2012
PANDANGAN ORIENTALISME TENTANG MUHAMMAD sallahu alaihi wassalam
Di
susun oleh :
Iskandar
Ahmad rabbani
Ahmad rabbani
Sekolah
Tinggi Agama Islam Luqman Al – Hakim
Hidayatullah
Surabaya
2011
– 2012
DAFTAR
ISI
Cover .....................................................................................................................................................1
Daftar
Isi .................................................................................................................................................2
Kata
Pengantar .......................................................................................................................................4
Bab
I Pendahuluan ..................................................................................................................................3
Bab
II Pembahasan .................................................................................................................................5
Bab
III Penutup .....................................................................................................................................10
Daftar
Pustaka .......................................................................................................................................11
PENDAHULUAN
Alhamdulillah puji sukur kami haturkan kehadirat
ALLAH SWT yang memberikan kami kekuatan untuk dapat menyelesaikan penulisan ini
serta salam kami yang tak putus – putusnya kepada manusia yang sempurna, cerdas
luar biasa yaitu baginda nabi Muhammad SAW yang membimbing umat manusia dari
kenistapaan hidup, dari manusia yang hidup tanpa aturan menjadi ummat yang
disiplin dan kaya akan ilmu pengatahuandan mengetahui mana yang benar dan yang
batil.
Ucapan terimakasi kami ucapkan kepada teman teman
kami, dosen-dosen kami, dan banyak lagi yang tak dapat kami sebutkan satu
persatu, yang sangat membantu kami dalam menyelesaikan penulisan ini baik
membantu secara moral atau material.
Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitu
pula tulisan ini yang jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan sarannya untuk perbaikan di kemudian harinya.
Semoga saja apa yang penulis curahkan berupa tinta –
tinta tulisan ini dapat bermanfaat buat kita semua dan menambah pengetahuan
kita mengenai ilmu ” PANDANGAN
ORIENTALISME TENTANG NABI MUHAMMAD“.
Amien yaa Robbalalamin.
BAB I
KATA
PENGANTAR
Sebagai mana kita ketahui akhir – akhir ini umat
islam sering diserang oleh orang-orang kafir baik dengan menghancurkan generasi
muda islam atu mengeluarkan pendapat-pendapat yang sangat kontrafersional yang
dapat menyulut emosi umat islam, mereka menggunakan dalil yang sangat
bertentangan dengan islam, atau mereka menafsirkan agama islam itu sesuai
dengan kemaun mereka.
Slah satu yang sangat gencar mereka serang yakni
masaah kenabian yakni nabi Muhammad S.A.W yang mana mereka mengeluarkan
pendapat yang sangat-sangat menghina umat islam pada umumnya dan nabi Muhammad
pada hususnya.
Berangkat dari yang demikian itulah kami sebagai
penulis, di samping tuk menjalankan tgas sebagai tugas akademik penulis penulis
mencoba mengangkat pandangan orientalisme terhadap nabi Muhammad S.A.W.
Metode-Metode Dalam Mengajar
1. Metode
Ceramah
Metode
ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid
pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Metode ini
disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato.
Kekurangan
metode ini adalah
1) Guru lebih
aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru saja.
2) Murid seakan
diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun murid ada
yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar
Untuk bidang
studi agama, metode ceramah ini masih tepat untuk dilaksanakan. Misalnya, untuk
materi pelajaran akidah.
2. Metode
Diskusi
Metode
diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang
dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
Tujuan
metode ini adalah
1) Memotivasi
atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan
pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
2) Mengambil
suatu jawaban actual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas
pertimbangan yang saksama
Macam-macam
diskusi yaitu
1) Diskusi
informal
2) Diskusi
formal
3) Diskusi
panel
4) Diskusi
simpusium
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA TIGA KERAJAAN BESAR
I. PENDAHULUAN
Sejak jatuhnya Baghdad yang pada saat itu menjadi pusat ilmu pengetahuan pada tahun 1258 M. ke tangan Bangsa Mongol Tidak hanya mengakhiri pemerintahan Bani Abbasiyah, tetapi juga merupakan awal masa kemunduran politik dan peradaban serta ilmu pengetahuan dalam dunia Islam. Kekuasaan Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik menjadi beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling mengalahkan. Masa ini merupakan masa yang sangat krusial dan merupakan kondisi yang sangat berat bagi umat Islam.
Dunia Islam secara keseluruhan nanti mengalami kemajuan kembali setelah berdirinya tiga kerajaan besar yaitu: Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Masa ini oleh pakar sejarah disebut sebagai kebangkitan Islam yang kedua.
Kerajaan Usmani di samping yang pertama berdiri, juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding kedua kerajaan lainnya. Turki Usmani dianggap sebagai dinasti yang mampu menghimpun kembali umat Islam setelah beberapa lama mengalami kemunduran ilmu pengetahuan dan politik. Munculnya kerajaan Turki Usmani, kembali menjadikan umat Islam sebagai kekuatan yang solid.
Selain Kerajaan Usmani, di Persia muncul juga satu dinasti baru yang kemudian menjadi kerajaan besar di dunia Islam, yaitu dinasti Safawi. Kerajaan ini mampu mempersatukan seluruh daerah Persia sebagai suatu negara yang besar dan independen. Keberadaan dinasti ini disebut sebagai revitalisasi kejayaan Persia dan mahzab Syi’ah. kerajaan ini juga mempunyai kontribusi yang tidak sedikit dalam pengembangan dunia Pendidikan Islam.
Seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Safawi, berdiri pula kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kotanya. kerajaan Mughal bukanlah kerajan Islam pertama di anak Benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa khalifah al-Walid dari Dinasti Bani Umayyah. Akan tetapi Kerajaan Mughal termasuk salah satu kerajaan yang cukup berarti dalam merekonstruksi peradaban dan pengembangan Pendidikan Islam.
Sebagai masa kebangkitan Islam yang kedua, tentu akan menarik untuk dikaji lebih lanjut mengenai karakteristik dan perbedaan corak sosio pendidikan dan secara umum kehidupan intelektual masa ini, terlebih lagi bila dibandingkan dengan masa keemasan Islam (Umayyah dan Abbasiyah). Dengan latar belakang tersebut, penulis dalam makalah ini akan mengkaji aspek-aspek yang memberikan pengaruh terhadap corak pendidikan dan semangat pengembangan ilmu pengetahuan di masa kerajaan Turki Usmani, Safawi dan Mughal.
Sejak jatuhnya Baghdad yang pada saat itu menjadi pusat ilmu pengetahuan pada tahun 1258 M. ke tangan Bangsa Mongol Tidak hanya mengakhiri pemerintahan Bani Abbasiyah, tetapi juga merupakan awal masa kemunduran politik dan peradaban serta ilmu pengetahuan dalam dunia Islam. Kekuasaan Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik menjadi beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling mengalahkan. Masa ini merupakan masa yang sangat krusial dan merupakan kondisi yang sangat berat bagi umat Islam.
Dunia Islam secara keseluruhan nanti mengalami kemajuan kembali setelah berdirinya tiga kerajaan besar yaitu: Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Masa ini oleh pakar sejarah disebut sebagai kebangkitan Islam yang kedua.
Kerajaan Usmani di samping yang pertama berdiri, juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding kedua kerajaan lainnya. Turki Usmani dianggap sebagai dinasti yang mampu menghimpun kembali umat Islam setelah beberapa lama mengalami kemunduran ilmu pengetahuan dan politik. Munculnya kerajaan Turki Usmani, kembali menjadikan umat Islam sebagai kekuatan yang solid.
Selain Kerajaan Usmani, di Persia muncul juga satu dinasti baru yang kemudian menjadi kerajaan besar di dunia Islam, yaitu dinasti Safawi. Kerajaan ini mampu mempersatukan seluruh daerah Persia sebagai suatu negara yang besar dan independen. Keberadaan dinasti ini disebut sebagai revitalisasi kejayaan Persia dan mahzab Syi’ah. kerajaan ini juga mempunyai kontribusi yang tidak sedikit dalam pengembangan dunia Pendidikan Islam.
Seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Safawi, berdiri pula kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kotanya. kerajaan Mughal bukanlah kerajan Islam pertama di anak Benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa khalifah al-Walid dari Dinasti Bani Umayyah. Akan tetapi Kerajaan Mughal termasuk salah satu kerajaan yang cukup berarti dalam merekonstruksi peradaban dan pengembangan Pendidikan Islam.
Sebagai masa kebangkitan Islam yang kedua, tentu akan menarik untuk dikaji lebih lanjut mengenai karakteristik dan perbedaan corak sosio pendidikan dan secara umum kehidupan intelektual masa ini, terlebih lagi bila dibandingkan dengan masa keemasan Islam (Umayyah dan Abbasiyah). Dengan latar belakang tersebut, penulis dalam makalah ini akan mengkaji aspek-aspek yang memberikan pengaruh terhadap corak pendidikan dan semangat pengembangan ilmu pengetahuan di masa kerajaan Turki Usmani, Safawi dan Mughal.
MADRASAH NIZAMIYAH, SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA
I.
PENDAHULUAN
Madrasah
merupakan ciri khas dalam pendidikan dunia Islam. Banyak orang yang memandang
sebelah mata apabila dikenalkan nama pendidikan Islam. Menurut sebagian orang,
pendidikan Islam kalah kualitas dibandingkan pendidikan umum. Benarkah ?
Tentunya,
mereka yang berpandangan demikian karena belum pernah membaca sejarah Islam
secara utuh. Pada pertengahan abad kedelapan Masehi atau abad kedua Hijriyah,
merupakan masa-masa keemasan Islam (The Golden Ages of Islam). Kondisi
ini berlangsung pada masa kekhalifahan Islam di bawah kekuasaan Dinasti
Abbasiyah (133-656 H/750-1258 M). Saat itu, dua per tiga bagian dunia dikuasai
oleh kekhalifahan Islam. Selain itu, tradisi keilmuan berkembang pesat.
Berbagai sumber menyebutkan, masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, terjadi pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid. Dia
adalah khalifah Dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada 786 M hingga 809 M.
PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN BANI ABBASIYAH11
A.Pendahuluan
Sejak lahirnya agama islam, lahirlah pendidikan dan
pengajaran islam, pendidikan dan
pengajaran islam itu terus tumbuh dan berkembang pada masa khulafaurasyidin dan masa bani Umayyah.
Pada permulaan masa Abbasiyah pendidikan dan
pengajaran berkembang dengan
sangat hebatnya di seluruh negara islam. Sehingga lahir sekolah-sekolah yang
tidak terhitung banyaknya, tersebar di kota sampai ke desa-desa. Anak-anak dan
pemuda berlomba-lomba untuk menuntut ilmu pengetahuan, pergi
kepusat-pusat pendidika, meninggalkan kampung halamannya
karena cinta akan ilmu pengetahuan.
Kerajaan islam di Timur yang berpusat di Bagdad dan
Cordova telah menunjukan dalam
segala cabang ilmu pengetahuan sehingga kalau kita buka lembaran
sejarah dunia pada masa keemasan, yang bermula dengan berdirinya kerajaan Abbasiyah di Bagdad, pada tahun 750 M dan berakhir dengan
kerajaan Abbasiyah pada tahun 1258 Masehi.
Masuknya Islam di Desa Atang Pait, Longikis
Desa Atang Pait adalah salah satu desa di
kabupaten penajam paser utara (PPU) yang mana penduduknya memiliki kepercayan animisme yaitu
percaya kepada arwah nenek moyang. Tapi semenjak datangnya Uts. Nurkarim
bersama istrinya Hadisah, penduduk Desa Atang Pait yang bergama samawi
berangsur-angsur memeluk agama islam.
Nurkarim hadir di Desa Atang Pait pada
tahun 1968, beliau salah satu Da’i dari
pulau sulawesi. Metode da’wah yang dilakukan Nurkarim dengan cara
silaturrahmi ke rumah-rumah penduduk. Kehadiran Nurkarim awalnya ditentang
oleh masyarakat setempat, pasalnya Nurkarim membawa agama yang bertentangan
dengan kepercayaan mereka, tapi karena kebaikan yang tampak dari diri Nurkarim
lambat laun mereka mengikuti apa yang dida’wahkan olehnya.
Fahri, santri yang tau diri
Namaku Fahri Husaini
Datang dari desa Long-Kali
Berbekal iman dan niat suci
Tuk cari ridho ilahi.
Aku hanyalah seorang santri
Yang lahir dari rahim petani,
kuliahpun dengan biaya subsidi.
Tapiku tetap percaya diri.
Aku tak takut disuruh mengabdi!
Apalagi ceramah
dan ngajar ngaji.
Dan aku
nggak peduli
Dengan ejekan orang di sana sini.
Mas gagah telah pergi
Mas gagah berubah! Ya, beberapa bulan belakangan ini masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah!
Mas Gagah Perwira Pratama, masih kuliah di Tehnik Sipil UI semester tujuh. Ia seorang kakak yang sangat baik, cerdas, periang dan tentu saja…ganteng !Mas Gagah juga sudah mampu membiayai sekolahnya sendiri dari hasil mengajar privat untuk anak-anak SMA.
Sejak kecil aku sangat dekat dengannya. Tak ada rahasia di antara kami. Ia selalu mengajakku ke mana ia pergi. Ia yang menolong di saat aku butuh pertolongan. Ia menghibur dan membujuk di saat aku bersedih. Membawakan oleh-oleh sepulang sekolah dan mengajariku mengaji. Pendek kata, ia selalu melakukan hal-hal yang baik, menyenangkan dan berarti banyak bagiku.
Agar Cinta Bersemi Indah
Oleh : M. Fauzil Adhim
[ usahamulia.net ] Menerima pendamping kita apa adanya
dengan tidak berharap terlalu banyak, merupakan bekal untuk mencapai kemesraan
dalam rumah tangga dan kebahagiaan di akhirat.
Sebagai hamba yang dianugerahi fitrah, kita memang perlu
menyeimbangkan harapan. Tak salah kita berdoa memohon suami yang sempurna,
tetapi pada saat yang sama kita juga harus melapangkan dada untuk menerima
kekurangan. Kita boleh memancangkan harapan, tapi kita juga perlu bertanya apa
yang sudah kita persiapkan agar layak mendampingi pasangan idaman.
Ini bukan berarti kita tidak boleh mempunyai keinginan
untuk memperbaiki kehidupan kita, rumah tangga kita, serta pasangan kita. Akan
tetapi, semakin besar harapan kita dalam pernikahan semakin sulit kita mencapai
kebahagiaan dan kemesraan. Sebaliknya, semakin tinggi komitmen pernikahan kita
(marital commitment) akan semakin lebar jalan yang terbentang untuk memperoleh
kebahagian dan kepuasan.
Langganan:
Postingan (Atom)