Bertepatan dengan hari natal, PPAS (Pusat Pendidikan Anak Soleh)
bekerja sama dengan STAI Luqman Al-Hakim Surabaya menggelar Out Bound di pantai
Wisit Delegan-Gresik, pada (25/12) dengan tujuan menyelamatkan anak-anak
pinggiran kota Surabaya dari ajakan kaum misyonaris untuk meramaikan
gereja-gereja di Surabaya. Acara ini diikuti oleh 90 peserta dari TPA dan TPQ
yang berada dibawah naungan PPAS Surabaya serta diakhiri dengan wisata religius
ke makam Sunan Derajat, dengan harapan anak-anak tersebut bisa mengenang
perjuangan Sunan Derajat dalam
menegakkan islam di pulau jawa.*M. Arifuddin/BEM STAIL
Selasa, 25 Desember 2012
Kamis, 13 Desember 2012
Seminar Kewirausahaan
10/12/12 STAI Luqman Al-Hakim Surabaya menggelar seminar
kewirausahaan bersama Drs. M. Sulthon Amien. MM salah satu pengusaha sukses di
Surabaya, adapun acara ini bertemakan ‘kiat menjadi intrepreneur sukses dan
berkah’ yang bertempat di Aula Rahmat Rahman Pondok Pesantren Hidayatullah
Surabaya. Adapun seminar ini bertujuan untuk membangun semangat berwirausaha
bagi mahasiswa STAIL Surabaya, pasalnya mahasiswa STAIL dituntut untuk bisa
segala hal karena nantinya akan ditugaskan ke penjuru tanah air hatta ke
pedalaman pelosok kampung sekalipun.*M. Arifuddin/API (Asosiasi
Penulis Islam).
Selasa, 11 Desember 2012
Cintakah Allah kepadaku
Oleh:*M.
Arifuddin
Kucoba tuk berdiri tegak sekalipun penglihatanku
berkunang-kunang lantaran menahan rintihan lambungku yang terus memberontak
karena tidak kuisi meskipun hanya sebutir nasi, sehingga air keran di setiap
masjid menjadi pelarian tuk membasahi kerongkonganku yang kering-kerontang.
Sungguh aku belum makan sejak 4 hari yang lalu, bukan karena aku tak punya
uang. Tapi disebabkan ATM, dompet, ponsel dan barang bawaanku telah dicuri
oarang. Yach itu semua akibat keteledoranku.
Ketika
itu aku ketiduran di bus jurusan Samarinda-Balikpapan, karena sebelumnya aku
bergadang untuk mempacking barang-barangku. Padahal Aby dan Ummy sudah
menyuruhku mempacking barang-barangku tiga hari sebelum keberangkatanku agar
tidak terburu-buru. Tapi karena ulahku itulah semua rencanaku gagal dan
menyebabkan aku terkatung-katung di kota Banua Patra (kota minyak)-Balikpapan,
padahal aku harus terbang ke Surabaya pada pukul 02:05 WIT untuk menghadiri
kontes jurnalistik di Tunjugan Plaza-Surabaya.
Minggu, 25 November 2012
Mengejar mimpi
Oleh: M. Arifuddin
Kaki
lunglai lagi lemas
Kulit
mengkilat berkeringat
Baju
basah, nafas mendesah
Hehh..hehh..hehh..
Sampai
kapan kuharus berlari
Tuk
mengejar mimpi yang tak peduli
Mengapa
mimpi itu tak pernah mati
Padahal
aku sudah bersembunyi
Kucoba
bangkit, tapi sakit menggigit
Kucoba
berlari, tapi peri menggerogoti
Aku
tak ingin mati di sini
Apalagi
tak meninggalkan sesuatu yang berarti
Kesempatan
itu memang sekali
Jika
3 kali itu hanyalah mimpi
Ingin
kuperbaiki diri
Dengan
tuntunan kitab suci dan sunnah nabi
Tapi
sekarang aku tersesat
Ngajipun
tersendat-sendat
Bahkan
solatpun sudah sakarat
Apalagi
menghafal ayat demi ayat.
Jadi
apa yang harus kuperbuat?...
(Surabaya senin 26 Nov 12)
Selasa, 20 November 2012
Inaguration Of General Student
Minggu
(18/11) STAI Luqman Al-Hakim Surabaya menggelar regenerasi kepengurusan
mahasiswa program umum yang bertempat di mushollah Sakinah Pondok Pesantren
Hidayatullah Surabaya. Acara ini dibuka langsung oleh Ust. Abdul Kholiq Lc. M.H.I
selaku ketua STAIL Surabaya, serta dihadiri langsung oleh Ust Faishal Haq M.
Pdi selaku PK II STAIL dan BEM STAIL Surabaya.
Acara
ini bertemakan ‘lebih baik dari sekedar pemilihan’ dengan harapan yang terpilih
menjadi pengurus nantinya adalah “orang-orang pilihan” yang siap memengaruhi
masyarakatnya untuk melakukan yang terbaik dalam meningkatkan keilmuan dan
keislaman, bukan malah di pengaruhi. Setelah melakukan musyawarah mufakat maka
terpilihlah saudara Zainal Rosyid sebagai Ketua Program Umum STAIL Surabaya,
Mulyatun sebagai Sekertaris dan Anto Sudarto sebagai bendahara.*M. Arifuddin/BEM STAIL Surabaya.
Minggu, 11 November 2012
Silaturahim BEM STAIL Surabaya
DLM, BEM, HMJ dan BO STAI Luqman Al-Hakim Surabaya melakukan silaturahim ke kampus II (dua) STAIL
Panceng-Gersik dalam rangka mempererat hubungan antara kampus I dan II STAIL
sekaligus mengenalkan jajaran kepengurusan DLM, BEM, HMJ dan BO STAI Luqman
Al-Hakim pada (10-11/11/2012). Silaturahim ini juga dalam rangka menyerap
kembali spirit berqur’an dan berbahasa dari kampus II STAIL Panceng untuk
dibawa ke kampus I STAIL Surabaya, pasalnya dikampus inilah mahasiswa STAIL
ditempa untuk menjadi seorang dai yang pandai berbahasa arab dan inggris.*M. Arifuddin/BEM STAIL Surabaya
Majlis Akbar LDK STAIL
Pada
tanggal 4 November 2012, lembaga da’wah kampus (LDK) STAI Luqman Al-Hakim
Surabaya melakukan Majlis Akbar ke VI dengan tema ‘kobarkan spirit berda’wah
melalui traspormasi nilai kepahlawanan’ dalam rangka regenerasi kepengurusannya.
Acara ini bertempat di aula Rahman
Rahmat Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya dan dibuka langsung oleh Ust.
Abdul Kholiq Lc. M.H.I selaku ketua STAIL Surabaya. Acara ini diikuti oleh
seluruh mahasiswa STAIL baik dari Program Umum maupun Khusus dan berlangsung selama
kurang lebih 7 jam. Dari hasil musyawarah mufakat maka terpilihlah saudara
Ahmad Tahfif menjadi ketua LDK STAIL Priode 2012/2013.*M. Arifuddin/BEM STAIL Surabaya.
Selasa, 30 Oktober 2012
kenapa aku harus menikah denganmu
“aku ingin bersamamu dalam naungan ilmu menggapai ridho Allah yang mulia”
sebuah kisah yang harus kita selami maknanya…..
Ini adalah kisah seorang pemuda tampan yang shalih dalam memilih
calon istri, kisah ini tak bisa dipastikan fakta atau tidak, namun
semoga pelajaran yang ada didalamnya dapat bermanfaat bagi kita semua,
terutama Muslimah yang belum menikah semoga menjadi renungan.
Ia sangat tampan, taat (shalih), berpendidikan baik, orangtuanya menekannya untuk segera menikah.
Mereka, orangtuanya, telah memiliki banyak proposal yang datang, dan
dia telah menolaknya semua. Orangtuanya berpikir, mungkin saja ada
seseorang yang lain yang berada di pikirannya.
Namun setiap kali orangtuanya membawa seorang wanita ke rumah, pemuda itu selalu mengatakan “dia bukanlah orangnya!”
Pemuda itu menginginkan seorang gadis yang relijius dan mempraktekkan
agamanya dengan baik (shalihah). Suatu malam, orangtuanya mengatur
sebuah pertemuan untuknya, untuk bertemu dengan seorang gadis, yang
relijius, dan mengamalkan agamanya. Pada malam itu, pemuda itu dan
seorang gadis yang dibawa orangtuanya, dibiarkan untuk berbicara, dan
saling menanyakan pertanyaan satu sama lainnya, seperti biasa.
Pemuda tampan itu, mengizinkan gadis itu untuk bertanya terlebih dahulu.
Gadis itu menanyakan banyak pertanyaan terhadap pemuda itu, dia
menanyakan tentang kehidupan pemuda itu, pendidikannya, teman-temannya,
keluarganya, kebiasaannya, hobinya, gaya hidupnya, apa yang ia sukai,
masa lalunya, pengalamannya, bahkan ukuran sepatunya…
Si pemuda tampan menjawab semua pertanyaan gadis itu, tanpa
melelahkan dan dengan sopan. Dengan tersenyum, gadis itu telah lebih
dari satu jam, merasa bosan, karena ia sedari tadi yang bertanya-tanya,
dan kemudian meminta pemuda itu, apakah ia ingin bertanya sesuatu
padanya?
Pemuda itu mengatakan, baiklah, Saya hanya memiliki 3 pertanyaan.
Gadis itu berpikir girang, baiklah hanya 3 pertanyaan, lemparkanlah.
Pemuda itu menanyakan pertanyaan pertama:
Pemuda: Siapakah yang paling kamu cintai di dunia ini, seseorang yang dicintai yang tidak ada yang akan pernah mengalahkannya?
Gadis: Ini adalah pertanyaan mudah, ibuku. (katanya sambil tersenyum)
Pertanyaan ke-2
Pemuda: Kamu bilang, kamu banyak membaca Al-Qur’an, bisakah kamu memberitahuku surat mana yang kamu ketahui artinya?
Gadis: (Mendegar itu wajah si Gadis memerah dan malu), aku belum tahu
artinya sama sekali, tetapi aku berharap segera mengetahuinya insya
Allah, aku hanya sedikit sibuk.
Pertanyaan ke-3
Pemuda: Saya telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis yang jauh lebih cantik daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu?
Gadis: (Mendengar itu si Gadis marah, dia mengadu ke orangtuanya
dengan marah), Aku tidak ingin menikahi pria ini, dia menghina
kecantikan dan kepintaranku.
Dan akhirnya orangtua si pemuda sekali lagi tidak mencapai
kesepakatan menikah. Kali ini orangtua si pemuda sangat marah, dan
mengatakan “mengapa kamu membuat marah gadis itu, keluarganya sangat
baik dan menyenangkan, dan mereka relijius seperti yang kamu inginkan.
Mengapa kamu bertanya (seperti itu) kepada gadis itu? beritahu kami!”.
Sabtu, 27 Oktober 2012
Safari da’wah
Rabu,
(25-27/10) Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) Surabaya
melakukan safari da’wah ke Malang selatan, tepatnya di Dusun Sumber Belimbing,
Desa Purwodadi, kec. Donomulyo dalam rangka tebar kurban. Pada kegiatan ini
STAIL bekerjasama dengan BMH Malang.
Bentuk kegiatan yang dilakukan meliputi
ceramah Idul Fitri, Baksos dan Ceramah keislaman oleh mahasiswa STAIL Surabaya.
Dalam ceramah ini menyampaikan tentang pentingnya iman yang tangguh untuk
mencapai hidup bahagia di dunia dan di akahirat.
Acara
ini diikuti oleh 25 orang mahasiswa dan dilepas langsung oleh Ust, Adbul Kholiq
Lc, M.H.I selaku ketua STAIL di Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, acara
ini bertemakan “pererat persaudaraan dengan berkurban” dengan harapan melalui berkurban
jalinan persaudaraan antara Dusun Belimbing dan STAIL Surabaya semakin
langgeng.*M. Arifuddin/BEM STAIL
Surabaya.
Jumat, 12 Oktober 2012
MENAPAKI JEJAK SANG FENOMENAL
Judul Buku : Mencetak Kader
Penulis : Manshur Salbu
Penerbit : Hidayatullah Publishing
Edisi : Cet-1, Juni 2009
Tebal : xiii + 360 Halaman
Peresensi : Mustavidah M. Salbu
Janji
dan tekad untuk terus berdakwah tidak pernah berhenti bergetar
merangsang seluruh persendian dan tidak pernah terhapus sedikitpun dari
memorinya. Sebagai tindakan awal yang ia lakukan adalah memprakarsai
sebuah pengganyangan judi secara besar-besaran di kota Makassar yang
mengakibatkan ia dikejar-kejar oleh penanggung jawab keamanan di kota
besar Makassar. Sebab dianggap melakukan tindakan mengacaukan kota tanpa
persetujuan dari aparat keamanan.
Pemuda tanpa
rasa rasa takut itu adalah Muhsin Kahar yang akhirnya berganti nama
menjadi Abdullah Said. Selanjutnya, bersama kawan-kawan yang setia
mendampinginya, Abdullah Said mendirikan sebuah Pesantren Hidayatullah.
Cita-cita yang sempat membuatnya dianggap penghayal agung. Namun, mampu
diwujudkannya dalam sebuah karya nyata yang masih eksis hingga sekarang.
Lembaga yang memiliki empat dimensi. Yakni, lembaga pendidikan, sosial,
dakwah dan perjuangan.
Semua
berangkat dari sebuah pemikiran brilian seorang Abdullah Said, kiai
pioner yang mampu berpikir besar di dalam suasana yang terbatas. Pribadi
yang bisa membawakan ide-ide perubahan dalam pergaulan yang lebih luas,
termasuk dengan pejabat maupun kalangan masyarakat biasa. Dari hasil
pemikirannya yang cemerlang itu pulalah ia mampu menghasilkan konsep
(metode) dakwah (pola perjuangan) yang diistilahkan dengan Sistematika
Wahyu. Konsep ini digali dari kronologi turunnya wahyu yang dikaitkan
dengan sirah nabawiyyah. Konsep inilah yang kemudian dijadikan
manhaj/pijakan gerakan dakwah Hidayatullah.
Kisah Seorang Ibu dan Anak
Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya, ia adalah sebuah hal
yang memalukan. Ibuku menjalankan sebuah toko kecil pada sebuah pasar.
Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya untuk dijual, apapun untuk mendapatkan uang yang kami butuhkan. Ia adalah sebuah hal yang memalukan.
Pada suatu hari di sekolah. Aku ingat saat itu hari ketika ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia melakukan hal ini kepadaku? Aku melemparkan muka dengan rasa benci dan berlari. Keesokan harinya di sekolah.. “Ibumu hanya memiliki satu mata?” dan mereka semua mengejekku.
Aku berharap ibuku hilang dari dunia ini maka aku berkata kepada ibu aku,”Ibu, kenapa kamu tidak memiliki mata lainnya? Ibu hanya akan menjadi bahan tertawaan. Kenapa Ibu tidak mati saja?” Ibu tidak menjawab. Aku merasa sedikit buruk, tetapi pada waktu yang sama, rasanya sangat baik bahwa aku telah mengatakan apa yang telah ingin aku katakan selama ini.
Mungkin itu karena ibu tidak menghukum aku, tetapi aku tidak berpikir bahwa aku telah sangat melukai perasaannya.
Malam itu, Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku menangis disana, dengan pelan, seakan ia takut bahwa ia akan membangunkanku. Aku melihatnya, dan pergi. Karena perkataanku sebelumnya kepadanya, ada sesuatu yang mencubit hati aku.
Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya untuk dijual, apapun untuk mendapatkan uang yang kami butuhkan. Ia adalah sebuah hal yang memalukan.
Pada suatu hari di sekolah. Aku ingat saat itu hari ketika ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia melakukan hal ini kepadaku? Aku melemparkan muka dengan rasa benci dan berlari. Keesokan harinya di sekolah.. “Ibumu hanya memiliki satu mata?” dan mereka semua mengejekku.
Aku berharap ibuku hilang dari dunia ini maka aku berkata kepada ibu aku,”Ibu, kenapa kamu tidak memiliki mata lainnya? Ibu hanya akan menjadi bahan tertawaan. Kenapa Ibu tidak mati saja?” Ibu tidak menjawab. Aku merasa sedikit buruk, tetapi pada waktu yang sama, rasanya sangat baik bahwa aku telah mengatakan apa yang telah ingin aku katakan selama ini.
Mungkin itu karena ibu tidak menghukum aku, tetapi aku tidak berpikir bahwa aku telah sangat melukai perasaannya.
Malam itu, Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku menangis disana, dengan pelan, seakan ia takut bahwa ia akan membangunkanku. Aku melihatnya, dan pergi. Karena perkataanku sebelumnya kepadanya, ada sesuatu yang mencubit hati aku.
Zhang Da, Kisah Seorang Anak Teladan dari Negeri China
Sebuah kisah yang mengharukan dan bisa juga sebagai teladan untuk
anak-anak jaman sekarang, seorang anak yang dengan tekun merawat
ayahnya yang sakit. Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat
penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah
melakukan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan
itu, ia merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar
penduduk China.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati. Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.
Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.
Kamis, 11 Oktober 2012
Notebook obat ngantuk
Oleh: M. Arifuddin
Ironi
melihat realita saat ini notebook bukan lagi menjadi bahan penunjang
kelangsungan peroses belajar mengajar. Pasalnya hampir 85% dari pelajar yang
membawa notebook ke ruang kelas ketika pelajaran sedang berlangsung mereka
menggunakannya untuk berfacebook ria ketimbang membuka pelajaran yang
berhubungan dengan pelajaran yang sedang berlangsung dan hampir kebanyakan dari
mereka membawa notebook dengan alasan untuk menghilangkan rasa ngantuk, sungguh
alasan yang membuat hati menjadi miris. Apakah karena pendidik kita kurang
kereatif dalam mengajar ataukah disebabkan lebih sibuk dengan urusan-urusan
yang tidak penting dan dibuat menjadi penting.
Hal ini semakin mencuat ketika para pelajar
yang sering membawa notebook ke ruang kelas
tidak bisa menjawab pertanyaan dari pelajaran yang telah diterangakan
oleh pendidik dan sungguh ironinya lagi ketika para pendidik bahkan pemerintah
lebih ‘suka’ berfacebook ria dan atau bertwiter ria ketimbang melaksanakan
tugas mereka dengan baik.
Tentunya
kebiasaan ini sungguh amat sangat memprihatinkan. Karena pelajar yang unggul
akan dihasilkan tentu dengan pendidik yang unggul pula, bukan pendidik yang facebooker. Begitupula Negara maju itu
bisa terlihat dari kinerja para pemerintahnya, tentunya bukan pemerintah yang
lebih doyan beriskusi dengan ‘Bu Maya’ (dunia maya) untuk melakukan perbuatan
yang sia-sia dan alangkah mirisnya lagi ketika hal ini sudah menjadi habbit di
Negri kita.
Oleh karena
itu mari kita manfaatkan fasilitas yang Allah berikan untuk kebaikan pendidikan
kita serta kemajuan Negara kita Indonesia.
Selasa, 09 Oktober 2012
Aku, Aris dan Anis
oleh: M. Arifuddin
Hari
itu hari kamis
Lagit cerah padahal gerimis
Lagit cerah padahal gerimis
Aku
mengantar temanku ‘Aris’
Tuk
melamar seorang gadis yang tinggal di jalan Manggis.
Aku
dan Aris berbaju gamis
Serata
bercelana hitam yang disetrika hingga bergaris.
“siapa
sich calonmu ris?” tanyaku pesimis.
Sebab
aku akan melamar Anis,
anak
pak Broto yang juga tinggal di jalan Manggis.
“namanya
Anis” kata Aris optimis.
Sepontan
saja aku kaget, bahkan hampir menaggis.
“siapa
sich calonmu ris?” Tanyaku lagi dengan optimis.
“namanya
Anis” kata Aris sambil tersenyum manis.
GLEK..
tiba-tiba badanku merinding seperti bertemu pembunuh berdarah iblis.
Ingin
kubertanya untuk yang ke tiga kali, tapi keburu kutepis lantaran dadaku
kembang-kempis.
Jalan
manggis tak jauh dari tempatku dan aris,
Tapi
tubuhku lunglai seperti baru tertikam keris, padahal kami naik minibis.
Kucoba
tuk bersabar dan optimis ketika kami sampai di rumah pak Broto, persis!.
Rumah
pak Broto indah dan setrategis.
Di
depan ruah tampak palem botol apik berbaris,
serta
sebuah kolam yang dihuni ikan nila dan burung belibis
yang
di atasnya membentang jembatan yang melengkung laksana pelangi, simetris.
“wow
eksotis” kataku , menghibur hati yang teriris.
***********
Hari
ini hari ahad, bukan hari kamis.
Langit
cerah tapi hatiku gerimis.
Sambil
menyeruput secangkir kopi manis,
Kubaca
surat undangan pernikahan Aris dan Anis.
Ingin
sekali kurobek surat itu dengan bengis,
tapi
itu harus kutepis demi kebaikan Aku dan Aris.
Wajah
miris dan senyum sinis kukikis dengan beristigfar dan tersenyum manis
di hari bahagia Aris dan Anis.
Ketika
itu aku hanya mencoba tersenyum manis, sekalipun hatiku meringis.
Langganan:
Postingan (Atom)