Oleh M.Arifuddin*
Hari itu bertepatan hari Jum’at saya berkeinginan untuk menguji tentang
ayat Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat: 261, yang menjelaskan bahwa “Allah akan
melipat gandakan infak seseorang di jalan Allah seperti benih yang menumbuhkan
tujuh tangkai, dan pada setiap tangkai ada seratus biji bagi siapa yang Dia
kehendakai.” Akhirnya saya putuskan untuk membawa uang sebesar 2000,- rupiah
untuk mengisi kotak infak di masjid nanti.
Setiba di masjid saya pun melaksanakan shalat sunnah tahiayatul masjid
kemudian mengikuti rangkaian sholat jum’at tersebut. Seperti biasa. Disaat
khotib berkhutbah, kotak infak bergeser dari satu jama’ah ke jama’ah yang lain,
hingga sampailah di hadapan saya. Akhirnya saya memutuskan untuk memasukkan
uang 2000,- rupiah tadi kedalam kotak infak tersebut, kemudian saya geser kotak
infak tersebut ke jama’ah yang ada di sebelah saya.
Selang satu hari setengah dari kejadian tadi. Tepatnya pada sabtu malam/
malam minggu, saya memutuskan untuk makan di luar bersama teman-teman saya.
Ketika itu saya memesan nasi goreng dan es jeruk yang total semuanya seharga
20.000,- rupiah. Sesudah makan, saya pun ingin membayar makanan saya tadi. Belum
sempat saya mengeluarkan uang dari dompet saya, tiba-tiba salah seorang teman saya
ternyata sudah membayar makanan kami semua.
Sepulang dari dari makan tadi, timbullah pertanyaan besar dibenak saya.
“Ko’ tiba-tiba teman tadi mentraktir saya? Padahal sebelumnya dia tidak pernah
mentraktir saya, paling-paling yang diteraktir cuma teman-teman yang dekat sama
dia saja,” pikir saya dalam hati. Kemudian selang beberapa saat, saya teringat
dengan kejadian Jum’at lalu. “Mungkinkah ini balasan dari Allah yang berkembang
menjadi sepuluh kali lipat?” tanyan saya dalam hati.
Berangkat dari pengalaman tersebut, saya pun semakin penasaran. Tepat pada
Jum’at berikutnya, saya pun kembali ingin menguji janji Allah tersebut. Kali ini
saya memutuskan untuk berinfak jauh lebih besar dari Jum’at sebelumnya, bahkan
ini merupakan infak Jum’at yang terbesar yang pernah saya lakukan. Ketika itu
saya sudah bertekat bulat untuk menguji janji Allah tadi, dengan infak Jum’at
terbesar saya kali ini. Tapi entah mengapa ketika kotak infak itu bergeser
semakin dekat kearah saya, timbullah rasa bimbang pada diri saya untuk
melaksanakan niat saya tadi. Bahkan sempat terpikir di benak saya untuk
mengganti jumlah uang yang akan saya infakkan. Baru saja saya ingin mengganti
jumlah ifak tersebut, tiba-tiba kotak infak tadi sudah berada persis di hadapan
saya. Akhirnya kumasukkanlah uang tersebut dengan mencoba meyakinkan diriku
bahwa janji Allah pasti ditepati.
Kurang lebih lima hari dari kejadian tadi, saya pergi ke ATM untuk
menggabil uang. Dan alangkah terkejutnya saya ketika melihat jumlah saldo di
ATM bertambah, persis sepuluh kali lipat dari yang pernah saya infakkan waktu
Jum’at lalu. Maka semakin yakinlah saya bahwa janji Allah pasti ditepati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar