Oleh M. Arifuddin*
"Pengembangan dimulai pada saat kita mulai menerima kekurangan kita" – Jean Vanier
Banyak orang
yang cacat, tetapi mereka berhasil membuktikan bahwa kekurangan bukanlah penghalanga untuk sukses. Salah
satunya adalah Hee Ah Lee, pianis Korea berbakat kelahiran tahun 1985. Ia
terlahir hanya memiliki 4 jari, masing-masing 2 jari pada tangan kiri dan
2 jari pada tangan kanannya. Ia menderita lobster claw syndrome, jari
yang bengkok menyerupai lobster.
Keterbatasan fisik
tidak menyurutkan langkah Hee Ah Lee berkarya di dunia musik. Meski hanya
memiliki empat jari berbentuk capit kepiting. Hee Ah Lee piawai memainkan
lagu-lagu komponis dunia. Sewaktu Hee Ah
Lee duduk di bangku TK, ibunya
memutuskan agar ia belajar piano supaya
jari-jarinya kuat dan dapat memegang pensil
untuk menulis. Awalnya ketika baru 3 bulan
belajar, ia dikeluarkan karena guru
sekolahnya tak sanggup mengajarnya. Tapi
perjuangan ibunya dan Hee Ah Lee membuahkan hasil. Satu tahun kemudian, ia sudah menunjukan kebolehannya dengan memenangkan kejuaraan piano di TK-nya. Prestasi itu diikuti dengan kemenangannya sebagai juara pertama piano untuk anak-anak cacat di usianya yang ke-7. Presiden Korea sendiri yang
memberi penghargaan tersebut. Kini, Hee Ah Lee telah menggelar ratusan konser di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kemampuannya bermain piano tidak kalah dibanding mereka yang
berjari lengkap. Empat jari berbentuk capit kepiting itu bahkan tidak
menghalangi untuk memainkan karya-karya musisi legendaris seperti Chopin,
Beethoven, dan Mozart.
Tak jauh dari kita, di Indonesia ada Ucok
Baba. Seorang artis dan komedian yang tenar dengan kekocakannya serta tubuhnya
yang mungil, adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara yang terlahir
dengan tubuh paling kecil (cebol). Padahal, orang tua dan saudara-saudaranya memiliki postur tubuh yang normal. Tak ayal, Ucok sering minder. Dia lebih suka berada di
rumah. Karena bila main di luar dia sering mendapat
cemoohan dari teman-temannya.
Karena tak betah tinggal di kampung, Ucok Baba
akhirnya memutuskan untuk hijrah ke jakarta pada 1990 dengan berbekal uang Rp.
7.500,-. Berkat usaha dan Bakat yang dimilikinya, akhirnya Ucok Baba bisa
menjadi artis terkenal dengan kepiawaiannya yang sangat unik. Andai saja Ucok
Baba tidak mau berusaha untuk bangkit dari kekuranganya dan terus bersembunyi
di dalam rumah lantaran tubuhnya yang cebol. Pasti ia tidak akan pernah menjadi
Ucok Baba saat ini.
Mempunyai kekurangan fisik bukan berarti tidak memiliki masa depan. Prinsip
ini yang mungkin digunakan seorang pianis empat jari Hee Ah Lee dan artis
sekaligus pelawak Ucok Baba untuk menapaki kariernya di dunia entertaiment.
Hee Ah Lee dan Ucok Baba adalah sebagian kecil
dari sekian banyaknya orang-orang cacat yang sukses, laksana gunung es yang
terlihat hanya puncaknya saja. Lantas, amat sangat ironi, jika kita yang
memiliki anggota tubuh yang sempurna (normal) masih merasa minder untuk melakukan
sesuatu, demi menggapainya sebuah kesuksesan. Bukankah telah dijelaskan di dalam
al-qur’an, “Allah tidak membebani seseorang melaikan sesuai dengan
kesanggupanya” (QS. Al-Baqarah: 286). jadi tidak ada yang tidak mungkin,
selagi kita masih mempunyai kemauan dan usaha, penuh ketekunan dan pantang
menyerah dalam menggapai mimpi.
“Kekurangan bukanlah penghalang meraih sebuah kesuksesan, Jangan batasi pikiran dan kemampuan Anda dengan kekurangan diri. Bila kita melangkah dan berusaha disertai iman kepada Allah, percayalah bahwa tak ada yang tak mungkin.” – Anne Ahira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar